Konsumsi Kalori dan Protein Masyarakat Kabupaten Belitung

Tingkat kesejahteraan suatu daerah salah satunya diindikasikan dengan terpenuhinya gizi seimbang yang biasanya dihitung berdasarkan banyaknya kalori dan protein yang dikonsumsi penduduk daerah tersebut. Terkait konsumsi kalori dan protein, semakin tinggi daya beli rumah tangga maka akan semakin tinggi pula peluang rumah tangga tersebut untuk memilih pangan yang baik dari sisi jumlah maupun jenisnya (Mangkuprawira dalam Ariani, 1993).

Konsumsi kalori dan protein masyarakat Kabupaten Belitung berdasarkan publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Belitung 2017 oleh BPS untuk kuintil  pengeluaran 1 dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 1

Jumlah Konsumsi Kalori (Kkal) per Kapita per hari Menurut Kelompok Komoditas Makanan di Kabupaten Belitung Tahun 2017 (Kuintil 1 Pengeluaran )

Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah)

Dari grafik diatas terlihat bahwa masyarakat Kabupaten Belitung pada kuintil 1 pengeluaran  ternyata lebih banyak mengkonsumsi makanan berkalori yang berasal dari padi-padian, dibandingkan dengan kelompok komoditas makanan lainnya. Konsumsi kalori terbesar kelompok pengeluaran kuintil 1 mencapai 768,59 kkal per kapita per hari pada tahun 2017. Sementara itu  sayur-sayuran merupakan kelompok komoditas makanan terkecil yang dikonsumsi masyarakat kuintil 1 dengan 21,06 kkal. Total rata-rata konsumsi kalori per kapita per hari pada kelompok kuintil 1 pengeluaran adalah sebanyak 1.740,44 kkal. Angka ini masih jauh dibawah standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI mengenai Angka Kecukupan Gizi (AKG), yaitu 2.150 kkal. Demikian pula masyarakat yang berada di kuintil 2. Sementara itu kelompok masyarakat yang berada di kuintil 3 sampai dengan kuintil 5 sudah melebihi batas proporsi yang dianjurkan sebagaimana terlihat dalam Tabel 1.

Adapun kuintil pengeluaran merupakan pengelompokan pengeluaran konsumsi makanan dan bukan makanan ke dalam lima kelompok yang sama besar dan sudah diurutkan mulai dari pengeluaran terkecil (kuintil 1) hingga yang terbesar (kuintil 5). Dalam hal ini kuintil 1 merupakan kelompok penduduk dengan pengeluaran per kapita terkecil.

Tabel 1

Rata-rata Konsumsi Kalori (Kkal) per Kapita Sehari Menurut Kelompok Barang dan Kuintil Pengeluaran Kabupaten BelitungTahun 2017

No. Kelompok Barang Kuintil Pengeluaran
Kuintil 1 Kuintil 2 Kuintil 3 Kuintil 4 Kuintil 5

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1

Padi-padian

768,59

780,48

806,41

836,40

828,02

2

Umbi-umbian

35,39

42,06

36,54

49,58

57,16

3

Ikan/Udang/ Cumi/ Kerang

68,81

97,22

106,18

131,33

140,80

4

Daging

58,48

93,09

92,49

127,43

167,92

5

Telur dan Susu

63,57

68,95

86,65

92,23

103,11

6

Sayur-sayuran

21,06

22,95

26,67

28,76

36,54

7

Kacang-kacangan

25,08

25,03

27,97

31,14

50,47

8

Buah-buahan

30,33

43,83

39,15

60,62

77,67

9

Minyak dan Kelapa

214,20

254,03

282,75

309,61

381,53

10

Bahan Minuman

84,01

96,97

110,22

137,15

136,07

11

Bumbu-bumbuan

22,38

24,15

27,83

27,88

27,21

12

Konsumsi Lainnya

60,90

72,06

98,70

99,49

106,16

13

Makanan dan Minuman Jadi

287,64

378,56

445,93

506,20

508,55

JUMLAH

1.740,44

1.999,39

2.187,49

2.437,82

2.621,19

Sumber : Badan Pusat Statistik

Kelompok makanan padi-padian umumnya beras, memang masih menjadi mayoritas pilihan menu utama sumber kalori masyarakat Kabupaten Belitung. Karena itu kenaikan harga beras dapat menjadi pemicu inflasi dengan asumsi bahwa beras merupakan komoditas strategis.

Angka Kecukupan Protein untuk rata-rata konsumsi protein masyarakat Kabupaten Belitung khusus kuintil 2 sampai dengan kuintil 5 sudah memenuhi Standar Kecukupan Protein, yaitu 57 gram protein. Hanya memang pada kuintil 1 pengeluaran angka rata-rata konsumsi protein masih dibawah standar, yaitu 49,43 gram sebagaimana diperlihatkan oleh Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2

Rata-rata Konsumsi Protein (Gram) per Kapita Sehari Menurut Kelompok Barang dan Kuintil Pengeluaran Kabupaten Belitung

Tahun 2017

No. Kelompok Barang Kuintil Pengeluaran
Kuintil 1 Kuintil 2 Kuintil 3 Kuintil 4 Kuintil 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Padi-padian 18,09 18,38 18,98 19,70 19,55
2 Umbi-umbian 0,26 0,33 0,29 0,45 0,45
3 Ikan/Udang/ Cumi/ Kerang 10,92 15,36 16,82 20,57 22,37
4 Daging 3,68 5,95 5,77 7,95 10,74
5 Telur dan Susu 2,98 3,39 4,32 4,61 5,27
6 Sayur-sayuran 1,40 1,52 1,73 1,88 2,23
7 Kacang-kacangan 2,39 2,37 2,62 3,11 4,75
8 Buah-buahan 0,32 0,48 0,45 0,66 0,86
9 Minyak dan Kelapa 0,12 0,13 0,24 0,30 0,32
10 Bahan Minuman 0,61 0,65 0,63 0,96 0,90
11 Bumbu-bumbuan 0,82 0,85 1,06 1,06 1,05
12 Konsumsi Lainnya 1,23 1,47 1,92 1,97 1,87
13 Makanan dan Minuman Jadi 6,62 9,73 11,63 12,24 14,34
JUMLAH 49,43 60,62 66,47 75,47 84,67

Sumber : Badan Pusat Statistik

Rata-rata konsumsi protein terbesar masyarakat kuintil 1 ada pada kelompok padi-padian daripada kelompok makanan hewan laut, seperti kelompok ikan/udang/cumi/kerang. Tingginya harga kelompok barang tersebut tentunya menjadi pertimbangan bagi mereka yang memiliki pengeluaran perkapita rendah. Hanya agak disayangkan bahwa ternyata rata-rata konsumsi protein per kapita per hari pada masyarakat kuintil 1 pada kelompok makanan dan minuman jadi lebih tinggi daripada konsumsi protein terhadap kelompok kacang-kacangan, sayur-sayuran serta telur dan susu. Lagi-lagi harga yang mahal masih mungkin menjadi penyebab rendahnya konsumsi kelompok barang tersebut.

Pada dasarnya makin tinggi kuintil pengeluaran, maka akan makin tinggi pula konsumsi kalori dan proteinnya. Diharapkan pula masyarakat lebih selektif memilih bahan makanan dengan porsi yang memenuhi kecukupan gizi yang beragam, bergizi seimbang dan aman serta sesuai dengan potensi dan kearifan lokal. (Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 Pasal 60).

Selain pengetahuan gizi dan ketersediaan pangan, salah satu faktor penentu konsumsi pangan suatu daerah adalah gaya hidup dan kebiasaan masyarakat. Kesadaran akan pola gizi seimbang masih kurang. Gizi seimbang artinya tidak semata-mata empat sehat lima sempurna, tapi juga mengatur keseimbangan komposisinya dengan memperharikan jenis kelamin, umur, status fisiologis dan aktivitas. Pada semua kelompok kuintil pengeluaran baik konsumsi kalori maupun protein, kelompok barang makanan dan minuman jadi selalu menempati posisi empat besar yang sering dikonsumsi masyarakat Kabupaten Belitung. Bahkan konsumsinya melebihi kelompok barang alternatif  lainnya seperti konsumsi kacang-kacangan, telur dan susu, sayur-sayuran dan buah-buahan. Trend yang sama juga terjadi di tingkat nasional dimana hampir seperempat konsumsi kalori berasal dari makanan dan minuman jadi.

Stabilisasi harga pangan daerah juga perlu dilakukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat terhadap pangan berkualitas. Konsumsi pangan dengan memperhatikan gizi seimbang akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang berimplikasi pada meningkatnya angka harapan hidup sebagai salah satu komponen Indeks Pembangunan Manusia.

Kerjasama dengan berbagai pihak merupakan hal yang mutlak diperlukan, selain peran aktif pemerintah daerah dan partisipasi masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran konsumsi keanekaragaman pangan dan gizi seimbang. (Statistisi Pertama, Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Bappeda Kabupaten Belitung /Yuliarti Ningsih, S. Si)

 

Sumber :

BPS, Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia, September 2017

BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Belitung 2017

Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2012 tentang

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

19 + seven =