Pertumbuhan dan perkembangan anak selalu menjadi perhatian para orang tua, terutama aspek kesehatan menjadi hal penting yang terus dipantau. Para orang tua selalu menjadikan berat badan salah satu indikator dari aspek kesehatan, padahal tinggi badan anak tak kalah penting untuk diperhatikan. Banyak yang tidak menyadari bahwa anak yang tinggi badannya rendah atau pendek memiliki permasalahan gizi yang cukup buruk bagi kesehatan si anak.

Tubuh anak pendek, bisa jadi tanda gangguan pertumbuhan atau yang disebut STUNTING. Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga menyebabkan anak lebih pendek daripada teman-teman seusianya. Banyak yang tidak tahu kalau anak pendek adalah tanda adanya masalah pertumbuhan si kecil. Apalagi, jika stunting dialami oleh anak yang masih di bawah usia 2 tahun. Hal ini harus segera ditangani dengan segera dan tepat, pasalnya stunting adalah kejadian yang tak bisa dikembalikan seperti semula jika sudah terjadi.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh tidak tercukupinya asupan gizi anak, bahkan sejak ia masih di dalam kandungan. kejadian stunting sudah terjadi ketika bayi masih berada di dalam kandungan. Kondisi ini diakibatkan oleh asupan ibu selama kehamilan kurang berkualitas, sehingga nutrisi yang diterima janin sedikit. Akhirnya, pertumbuhan di dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut setelah kelahiran. juga bisa terjadi akibat asupan gizi saat anak masih di bawah usia 2 tahun tidak tercukupi. Mungkin ASI eksklusif ataupun MPASI (makanan pendamping ASI) tidak diberikan, atau pemberiannya kurang mengandung zat gizi yang berkualitas. Banyak yang menyatakan bahwa kurangnya asupan makanan yang mengandung zink zat besi, serta protein ketika anak masih berusia balita, adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan kejadian ini.

Ada beberapa gejala atau tanda lain yang terjadi jika anak mengalami gangguan pertumbuhan, yaitu :

  1. Berat badan rendah, tidak sesuai dengan seusianya;
  2. Perkembangan tubuh terhambat;
  3. Anak mudah terkena penyakit infeksi.

Bagaimana cara kita untuk mencegah stunting? Cara terbaik dapat dimulai sejak dalam kandungan. Janin perlu diberikan asupan gizi yang baik dan seimbang, pemeriksaan kesehatan ibu selama masa kehamilan juga diperlukan untuk memastikan berat badan ibu sesuai dengan usia kehamilan.  Ibu hamil tidak boleh mengalami anemia, selain itu konsumsi alkohol selama masa kehamilan harus dihindari karena  dapat menyebabkan Anak yang terlahir dengan sindrom alkohol janin (Fetus Alcohol Syndrome/FAS) yang dapat menjadikan anak mengalami stunting.

Setelah anak lahir, jangan lupa untuk memberikan ASI, vaksinasi dan berikan asupan makanan yang seimbang dan sesuai dengan usianya, terutama ketika anak masih dalam tahapan belajar makan (MPASI) . Jangan biarkan anak mengalami sakit infeksi yang berulang, jaga kesehatan anak dan sanitasi lingkungan. Sanitasi yang buruk kerap membawa penyakit-penyakit yang sifatnya infeksius (cacingan, muntaber, tipus) dan ini menjadi salah satu penyebab stunting.

Hal ini untuk mencegah terjadinya kekerdilan demi kelangsungan hidup anak dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang yang sehat, serta untuk memastikan anak tumbuh menjadi orang dewasa yang kuat, terdidik, dan produktif.

One thought on “PENCEGAHAN DINI TERHADAP STUNTING”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 × 1 =