Dalam Wikipedia Indonesia, pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan” (menurut Brundtland Report dari PBB1987). Selama sepuluh tahun terakhir, lembaga-lembaga yang berbeda telah berusaha mengukur dan memantau perkiraan atas apa yang mereka pahami sebagai keberlanjutan dengan mengimplementasikan apa yang disebut dengan matrik dan indikator keberlanjutan.

Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kerusakan lingkungan dengan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan salah satu mandat hasil pertemuan the United Nations Conference on Sustainable Development (UNCSD) yang diselenggarakan di Rio de Janeiro pada Juni 2012.

Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomipembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.

Bagaimana hubungan antara Nawacita dengan pembangunan yang berkelanjutan ?

Sebagaimana kita semua ketahui bahwa ada Sembilan program prioritas pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang biasa disingkat “Nawacita”. Menurut Mari E. Pangestu, mantan Menteri Perdagangan RI yang juga merupakan salah satu ketua Dewan SDSN ( Sustainable Development Solution Network), target pembangunan berkelanjutan sebagian besar sudah tercermin dari Nawacita. Nawacita antara lain menargetkan  pengentasan kemiskinan, akses pendidikan dan kesehatan untuk semua, ketahanan pangan, akses energi untuk semua secara berkelanjutan, pembangunan infrastruktur untuk efisiensi dan kemandirian ekonomi.

Pencapaian target Nawacita sendiri, menurut Penasehat Sekjen PBB, Jeffrey D. Sachs, akan mengantarkan Indonesia untuk meraih target SDGs (Sustainable Development Goals). SDGs merupakan target baru setelah MDGs (Millennium Development Goals) berakhir pada tahun 2015 ini. SDGs juga adalah  salah satu mandat hasil pertemuan the United Nations Conference on Sustainable Development (UNCSD) yang diselenggarakan di Rio de Janeiro pada Juni 2012.

Jeffrey berharap pemerintah Indonesia serius mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan dan bekerja sama dengan Sustainable Development Solution  Network (SDSN) untuk mencapai tujuan SDGs yang antara lain mengakhiri kemiskinan dan kelaparan, meningkatkan akses pendidikan, kesehatan, instruktur, memperkuat ketahanan pangan, promosi pengetahuan dan sains dasar termasuk teknologi baru, serta  mengambil tindakan nyata terhadap perubahan iklim (climate change).

Pada dasarnya tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah menempatkan masyarakat sebagai pusat pembangunan.  Artinya masyarakat menjadi tujuan akhir, maupun sebagai pelaku aktif dalam pembangunan. Oleh karena itu antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah beserta stakeholders harus bersinergi dalam mendorong pembangunan yang berkelanjutan dan perencanaan pembangunan yang berkelanjutan